MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Kerja keras direksi dan komisaris Bank NTT membuahkan hasil luar biasa. Saat ini, bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur ini sudah meraih predikat sebagai bank sehat. Tidak saja berdasarkan audit akuntan publik, melainkan diperkuat dengan penegasan pihak regulator, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang selalu melakukan pendampingan terhadap seluruh layanan jasa keuangan termasuk Bank NTT.
Terakhir, Kementerian Dalam Negeri, menyatakan sikap bahwa mereka yakin, Bank NTT akan mencapai modal inti Rp 3 T, pada 31 Desember 2024. Tentu pernyataan ini tidak sekadar muncul begitu saja melainkan melalui berbagai kajian. Penegasan ini disampaikan oleh Drs. Budi Santosa, M.Si selaku Direktur BUMD, BLUD, dan BMD Ditjen Bina Keuangan Daerah pada Kementerian Dalam Negeri.
Untuk diketahui, Budi bersama sejumlah pimpinan OJK Pusat, hadir dalam forum pemenuhan modal inti BPD sesuai POJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Bank Umum dan pengukuhan tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah kab/kota se-NTT serta penandatanganan kesepakatan bersama ekosistem pembiayaan sektor pertanian. Kegiatan ini berlangsung Jumat (19/11/2021) siang di aula rumah jabatan Gubernur NTT.
Ikut hadir saat itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Roberto Akyuwen STP selaku Analis Eksekutif Senior Pengawasan Perbankan OJK Pusat bersamanya dalam satu tim yakni Winter Marbun selaku Analis Eksekutif Pengawasan Perbankan. Hadir pula Subekti Heriyanto selaku Direktur Operasional Asosiasi Bank Daerah (ASBANDA).
Hampir seluruh bupati, walikota dan ketua DPRD kabupaten/kota se-NTT hadir memenuhi ruangan. Sementara pihak direksi Bank NTT pun lengkap. Yakni Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho di podium bersama gubernur, Direktur Pemasaran Dana dan Treasury, Yohanis Landu Praing, Direktur Teknologi Informasi dan Operasional, Hilarius Minggu, Direktur Pemasaran Kredit, Paulus Stefen Messakh. Pihak komisaris pun lengkap, yakni Komisaris Utama, Juvenile Jodjana, dan dua komisaris independen yakni Frans Gana dan Samuel Djoh Despasianus.
“Kami sudah berkunjung ke 14 BPD. Kondisi Bank NTT yang hari ini modal intinya Rp 1,98 T atau 2 T, tinggal satu T menuju 31 Desember 2024 kami yakin bahwa dibawah kendali bapak gubernur, insya Allah bisa,”tegas Budi disambut tepuk tangan hadirin. Masih dalam sambutannya, beberapa kali Budi menekankan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pousat di daerah dan juga pimpinan para bupati dan walikota untuk selalu menjaga agar Bank NTT terus bertumbuh menjadi bank yang sehat dan memiliki reputasi baik.
Pasalnya, Bank NTT sedang berjuang menuju ke bank devisa dan baginya ini tidak mudah. Butuh kerja keras dan sinergitas seluruh manajemen. Bahkan sebagai direktur BUMD, dia mengevalusi kerab ada Pemda yang tidak terlalu peduli dengan kehadiran BPD, dan memilih membentuk BUMD lain. Padahal, jika mau diperhatikaan, Bank NTT ibarat seorang gadis cantik yang butuh belaian.
“BPD NTT ini ibarat gadis yang cantik, tapi dilupakan oleh orang tua kandungnya. Ini karena adanya kekurang-pahamanannya sehingga ada bapak ibu walikota bupati yang membentuk BUMD baru. Saran saya, lebih baik urus saja yang sudah pasti menguntungkan, lebih baik menyertakan modalnya di BPD NTT,”tegas Budi lagi.
Di akhir sambutannya, Budi sekali lagi menekankan kepada seluruh pemegang saham untuk menseriusi penyertaan modalnya di Bank NTT. “Apalagi disini ada para ketua DPRD kabupaten dan kota sehingga bisa mementuk Perda (terkait penyertaan modal-Red) sehingga segera terpenuhi. Karena jika bank ini bertumbuh dan besar, maka tentu yang akan menikmatinya adalah Pemkab/Kota dan masyarakat NTT umumnya.”
Dalam pemaparannya, Budi menyebut dari seluruh BPD se-Indonesia, ada 14 BPD yang modal intinya diatas Rp 1 T dan dibawah Rp 3 T, sedangkan 12 BPD lainnya memiliki modal inti diatas Rp 3 T. Khusus BPD NTT, terhitung November 2021, atau satu bulan jelang akhir tahun, bank kebanggaan masyarakat NTT ini memiliki aset Rp 21,9 T, modal intinya Rp 1,98 T, dan labanya tercatat Rp. 192,59 M. Berdasarkan penelusuran media ini, modal inti Bank NTT terus bergeser menuju ke Rp 2 T. Malah, di 31 Desember 2021 ini melebihi nilai yang ditargetkan yakni Rp 2 T. Angka-angka ini adalah buah kerja seluruh direksi dan komisaris serta karyawan Bank NTT di seluruh cabang.
Kemendagri menyebut strategi dan potensi pemenuhan modal inti Rp 3 T, yakni, harus memiliki kinerja keuangan yang positif, delivery channel (cabang dan online) diperbanyak, pangsa pasarnya diperluas serta sinergitas BUMD. Namun ada satu hal yang sangat penting, yakni harus adanya komitmen kepala daerah dan DPRD baik itu provinsi maupun kabupaten serta kota melalui komitmen Perda yang disetorkan secara kontinue. (MSC01)