Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI Uji Calon Doktor di IAKN Kupang

Pendidikan109 Dilihat

MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, terus memperkokoh statusnya sebagai perguruan tinggi di Provinsi NTT yang tidak main-main dalam memproduksi kaum cakap di bidang ilmiah. Demi membuktikan komitmennya itu, maka pada Rabu (25/8/2021), lembaga yang dipimpin oleh Dr. Harun Natonis, S.Pd., M.Si itu menghadirkan emat orang guru besar dan empat doktor dalam sidang promosi doktor salah satu mahasiswa mereka, David D.E. Natun.
Para penguji itu diantaranya Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si (Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI). Prof. Dr. Samuel Hakh, Prof. Dr. Sandi Maryanto, M.Pd., Prof. Maria Noach, Ph.D., Dr. Harun Natonis, S.Pd., M.Si., Dr. Zainur Wulla, S.Pd., M.Si., Dr. Odhita Hutabarat, M.Th dan Pater Gregorius Neonbasu, SVD., P.Hd.
Sidang terbuka promosi doktor itu berlangsung di salah satu ruang IAKN Kupang, dan diikuti sejumlah pihak diantaranya kalangan akademisi, masyarakat serta insan pers. Tak hanya itu, manajemen IAKN juga mengajak publik untuk mengikuti kegiatan secara daring melalui aplikasi zoom.

Baca Juga  Pembaretan 21 Siswa Diksarmil Menwa Mahadana Undana, Diharapkan Jadi Panutan
Rektor IAKN Kupang, Dr Harun Natonis.

Kepada MediatorStar.com, Rektor IAKN Kupang, Dr. Harun Natonis menegaskan bahwa sebagai sebuah institusi yang diamanatkan melahirkan SDM berkualitas maka manajemen yang digarapkan berkontribusi secara nyata terhadap pembangunan di NTT, maka mereka melibatkan tokoh-tokoh yang mumpuni di bidangnya.
“Kami mau menyatakan keseriusan pada komitmen untuk melahirkan SDM handal di bidang ilmiah, sehingga kami melibatkan tokoh-tokoh kunci berkualitas dalam setiap agenda. Diantaranya, mereka yang terlibat sebagai penguji calon-calon doktor kita, dalam sidang promosi doktor, secara akademis tidak diragukan lagi kapasitasnya,”tegas Harun menambahkan “Contohnya, kami melibatkan Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama. Juga ada beberapa profesor dan doktor yang secara aturan, sudah memenuhi syarat. Kan harus lektor kepala dan sebagainya.”
IAKN Kupang menurutnya, membuka diri seluas-luasnya terutama dalam beberapa kali sidang promosi doktor, selalu dilakukan secara terbuka, daring dan siapapun diberi kesempatan untuk memberi masukan. “Karena hanya dengan demikian kita bisa menghasilkan SDM handal dan profesional di bidangnya. Jadi, seorang tidak secara tiba-tiba dia mendapat gelar doktor melainkan melewati mekanisme yang panjang dan terbuka sehingga bisa diamati oleh publik. Ini salah satu caya kami meyakinkan kepada publik bahwa IAKN Kupang adalah lembaga yang kredibel, bermutu dan selalu terbuka. Terlebih lagi, dia menyandang doktor dan percaya diri karena diuji orang-orang berkualitas,”tegas Harun lagi.
Lebih jauh menurut Harun, IAKN Kupang bertanggungjawab memfasilitasi setiap potensi yang ada, demi lahirnya sumberdaya yang nantinya berkontribusi nyata pada pembangunan di NTT. Saat ini, yang terdaftar di IAKN Kupang ada ribuan mahasiswa baik S1 maupun S2, dan mereka diajar oleh tenaga-tenaga pendidik yang tidak diragukan lagi kualitas akademiknya.

Prof. Thomas Pentury saat menguji melalui aplikasi zoom.

Sorot Peran Gereja
Sementara, Dirjen Bimas Kristen, Prof Thomas Pentury saat itu menyoroti peran gereja dalam migrasi. Karena, David Natun menulis disertasi dengan judul ‘Migrasi dan peran gereja di Kecamatan Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan: Tinjauan Antropologi Teologi.
“Tadi saudara promovendus berbicara soal peranan gereja. Saya mau tanya terkait datanya, apakah gereja berperan mencegah terjadinya migrasi penduduk dari lokasi menuju tempat lain, minimal membatasi mereka karena sudara menyatakan bahwa di lokasi itu adalah negeri oenuh susu dan madu? Ataukah tidak. Pertanyaan saya tolong dijawab, ya atau tidak (terkait peranan gereja),”tanya Prof Thomas.
David Natun secara tegas mengatakan bahwa sejauh ini dalam penelusurannya, peran itu tidk dimanfaatkan oleh gereja. Walau David pun membuka di awal disertasinya, bahwa ada sejumlah alasan penduduk setempat bermigrasi, salah satunya adalah alasan ekonomi. “Mutis Timau adalah ibu yang memberi makan susu dan madu bagi masyarakat adat lokal yang harus terus dijaga dan dilestarikan.” (MSC01)

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *